"International Atomic Energy Agency (IAEA) dan ICTP menilai Indonesia
layak. Ini sesuatu yang membanggakan," kata Kepala Badan Tenaga Nuklir
Nasional (Batan), Djarot Wisnubroto, di sela lokakarya bertema
"Entrepreneurship Physicists and Engineers from Far Eastern Developing
Countries" di Jakarta, Senin.
Menurut Djarot, penilaian kelayakan tersebut dilakukan berdasarkan
keberadaan infrastruktur keilmuan seperti laboratorium serta kemampuan
sumber daya manusia.
"Dorongan ini disampaikan melalui Batan karena kami telah memiliki
hubungan kerja sama erat dengan IAEA dan cukup sering menggelar kegiatan
regional di bidang ketenaganukliran," katanya.
Menurut dia, rencana untuk menjadi markas Pusat Fisika Teori
Internasional tersebut sudah mendapat dukungan dari Kementerian Riset
dan Teknologi, universitas, dan lembaga-lembaga penelitian.
Djarot mengatakan, posisi Indonesia di bidang ilmu fisika akan makin
diperhitungkan bila menjadi markas Pusat Fisika Teori Internasional di
tingkat regional.
Menurut Deputi Bidang Penelitian Dasar dan Terapan Batan, Anhar Riza
Antariksawan, pembentukan ICTP Regional Asia Timur di Indonesia akan
sangat menguntungkan, termasuk diantaranya meningkatkan interaksi
ilmuwan dalam negeri dengan ilmuwan internasional.
"Indonesia akan menjadi magnet bagi ilmuwan mancanegara karena banyak kegiatan yang digelar," tambahnya.
ICTP merupakan lembaga keilmuwan nirlaba yang dibentuk tahun1964 di
Trieste, Italia, atas prakarsa Dr. Abdus Salam, pemenang Nobel bidang
Fisika dari Pakistan, dan kemudian mendapat dukungan dari fisikawan
dunia dan pemerintah Italia.
Perkembangan sains dan teknologi yang pesat berdampak pada peningkatan
kegiatan ICTP, sehingga organisasi itu kemudian membangun ICTP Regional
Amerika Selatan di Sao Paulo, Brazil, yang memulai kegiatannya pada
2012.
Sumber : Antara, 3 Desember 2012http://www.fisikanet.lipi.go.id
0 komentar:
Posting Komentar